Rabu, 30 April 2014

Pengertian Laporan Keuangan Konsolidasi Masalah Khusus Dan Masalah-Masalah Khusus Dalam Laporan Keuangan Konsolidasi

A.   Pengertian Laporan Keuangan Konsolidasi Masalah Khusus
Laporan keuangan konsolidasi masalah khusus adalah laporan keuangan gabungan antara perusahaan induk dan perusahaan anak, dimana dalam laporan keuangan tersebut terdapat masalah-masalah khusus dalam pembukuan laporan keuangan induk dan anak.
B.    Masalah-Masalah Khusus Dalam Laporan Keuangan Konsolidasi
Masalah-masalah khusus dalam laporan keuangan konsolidasi terdiri dari :
1.      Laba antar perusahaan
2.      Obligasi antar perusahaan
3.      Saham prefferen dan saham biasa anak
4.      Deviden saham anak
Kasus dalam masalah-masalah khusus pada laporan keuangan dapat di ketahui dengan beberapa cara beserta haknya yaitu :
1. Tidak Kumulatif Tidak Berpartisipasi (TKTB) » Haknya hanya sebatas nilai nominal
2. Kumulatif Tidak Berpartisipasi (KTB) » Haknya hanya sebatas nominal, tetapi semua deviden akan menjadi haknya sampai tanggal terakhir dan dibagikan
3. Tidak Kumulatif Berpartisipasi Penuh (TKB) » Hak atas deviden hanya apabila perusahaan mengalami laba
4. Kumulatif Berpartisipasi Penuh (KB) » Hak atas kekayaan dan hak atas deviden

Senin, 28 April 2014

Contoh Laporan Keuangan dan Analis Rasio nya

Laporan Keuangan :

Laporan Laba Rugi


Laporan Perubahan Modal


  
Neraca


Analisis Ratio :

1.    Ratio Likuiditas (Liquidity Ratio)
a.    Current Ratio ( Rasio Lancar)
Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki,
Current Ratio dapat dihitung dengan rumus :
Current Ratio = Aktiva Lancar
Hutang Lancar
= Rp 38.700.000   
Rp 15.100.000
=Rp 2,56
 
b. Quick Ratio ( Rasio Cepat )
Merupakan rasio yang digunaka untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid . Quick Ratio dapat dihitung dengan rumus yaitu :
Quick Ratio = Aktiva Lancar – Persediaan
Hutang Lancar
  = Rp 38.700.000 – Rp 18.000.000  
   Rp 15.100.000
= 1,37         

c. Cash Ratio ( Rasio Lambat)
Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia dan yang disimpan diBank. Cash Ratio dapat dihitung dengan Rumus yaitu :
Cash Ratio = Cash + Efek
Hutang Lancar
= Rp. 8.500.000
Rp. 15.100.000
= 0,56

2. Ratio Solvabilitas
Rasio ini disebut juga Ratio leverage yaitu mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut.
a. Total Debt to Equity Ratio (Rasio Hutang terhadap Ekuitas)
Merupakan Perbandingan antara hutang – hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri, perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibanya .
Rasio ini dapat dihitung denga rumus yaitu :
Total Debt to equity Ratio = Total Hutang
                                              Ekuitas Pemegang Saham
                                           = Rp 15.100.000
                                              Rp. 36.150.000
                                           = 0,42

b. Total Debt to Total Asset Ratio ( Rasio Hutang terhadap Total Aktiva )
Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancar dan hutang jangka panjang dan jumlah seluruh aktiva diketahui. Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari keseluruhan aktiva yang dibelanjai oleh hutang. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :
Total Debt to Total Asset Ratio = Total Hutang
                                                      Total Aktiva
                                                   = Rp. 15.100.000
                                                      Rp. 51.250.000
                                                   = 0,29

3. Ratio Rentabilitas
Rasio ini disebut juga sebagai Ratio Profitabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan, profitabilitas suatu perusahaan mewujudkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut.
Yang termasuk dalam ratio ini adalah :
a. Gross Profit Margin ( Margin Laba Kotor)
Merupakan perandingan antar penjualan bersih dikurangi dengan Harga Pokok penjualan dengan tingkat penjualan, rasio ini menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai dari jumlah penjualan.
Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :
Gross Profit Margin = Laba kotor
                                    Penjualan Bersih
                                 = Rp. 29.500.000
                                    Rp. 93.500.000
                                 = 0,32

b. Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)
Merupakan rasio yang digunaka nuntuk mengukur laba bersih sesudah pajak lalu dibandingkan dengan volume penjualan.
Rasio ini dapat dihitung dengan Rumus yaitu :
Net Profit Margin = Laba Setelah Pajak
                                 Penjualan Bersih
                             = Rp 14.150.000
                                Rp 93.500.000
                             = 0,15

c. Earning Power of Total investment
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan netto. . Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :
Earning Power of Total investment = Laba Sebelum Pajak
                                                            Total aktiva
                                                         = Rp. 18.650.000
                                                            Rp. 51.250.000
                                                         = 0,36

d. Return on Equity (Pengembalian atas Ekuitas)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham, baik saham biasa maupun saham preferen. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :
Return on Equity = Laba Setelah Pajak
                                Ekuitas Pemegang Saham
                            =  Rp. 14.150.000
                                Rp. 36.150.000
                            =0,39


http://mega-pramita.blogspot.com/2013/04/laporan-keuangan-dan-analisis-ratio.html

Mengatasi Fraud Dalam Laporan Keuangan


 
Pengertian

               Fraud adalah Segala macam yang dipikirkan manusia dan yang diupayakan oleh seseorang untuk mendapatkan keuntungan dari orang lain dengan saran yang sala atau pemaksaan keenaran dan mencakup semua cara yang tidak terduga, licik, tersembunyi dan setiap cara yang tidak jujur yang menyebabkan orang klain tertipu.


Terdapat empat faktor pendorong seseorang untuk melakukan kecurangan, yang disebut juga dengan teori GONE, yaitu Greed (keserakahan), Opportunity (kesempatan), Need (kebutuhan), Exposure (pengungkapan).
1. Kesempatan (opportunity) untuk melakukan kecurangan tergantung pada kedudukan pelaku terhadap objek kecurangan. Kesempatan untuk melakukan kecurangan selalu ada pada setiap kedudukan. Namun, ada yang mempunyai kesempatan besar dan ada yang kecil. Secara umum manajemen suatu organisasi/perusahaan mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk melakukan kecurangan daripada karyawan.

2. Pengungkapan (exposure) suatu kecurangan belum menjamin tidak terulangnya kecurangan tersebut baik oleh pelaku yang sama maupun oleh pelaku yang lain. Oleh karena itu, setiap pelaku kecurangan seharusnya dikenakan sanksi apabila perbuatannya terungkap.

3.  Moral, faktor ini berhubungan dengan keserakahan (greed).

4. Motivasi, faktor ini berhubungan dengan kebutuhan (need), yang lebih cenderung berhubungan dengan pandangan/pikiran dan keperluan pegawai/pejabat yang terkait dengan aset yang dimiliki perusahaan/instansi/organisasi tempat ia bekerja. Selain itu tekanan (pressure) yang dihadapi dalam bekerja dapat menyebabkan orang yang jujur mempunyai motif untuk melakukan kecurangan.

Gejala Adanya Fraud
Fraud (Kecurangan) yang dilakukan oleh manajemen umumnya lebih sulit ditemukan dibandingkan dengan yang dilakukan oleh karyawan. Oleh karena itu, perlu diketahui gejala yang menunjukkan adanya kecurangan tersebut, adapun gejala tersebut adalah:
1.       Gejala kecurangan pada manajemen
  • Ketidakcocokan diantara manajemen puncak;
  • Moral dan motivasi karyawan rendah;
  • Departemen akuntansi kekurangan staf;
  • Tingkat komplain yang tinggi terhadap organisasi/perusahaan dari pihak konsumen, pemasok, atau badan otoritas;
  • Kekurangan kas secara tidak teratur dan tidak terantisipasi;
  • Penjualan/laba menurun sementara itu utang dan piutang dagang meningkat;
  • Perusahaan mengambil kredit sampai batas maksimal untuk jangka waktu yang lama;
  • Terdapat kelebihan persediaan yang signifikan;
  • Terdapat peningkatan jumlah ayat jurnal penyesuaian pada akhir tahun buku.
2.       Gejala kecurangan pada karyawan/pegawai
  • Pembuatan ayat jurnal penyesuaian tanpa otorisasi manajemen dan tanpa perincian/penjelasan pendukung;
  • Pengeluaran tanpa dokumen pendukung;
  • Pencatatan yang salah/tidak akurat pada buku jurnal/besar;
  • Penghancuran, penghilangan, pengrusakan dokumen pendukung pembayaran;
  • Kekurangan barang yang diterima;
  • Kemahalan harga barang yang dibeli;
  • Faktur ganda;
  • Penggantian mutu barang.
Bagaimana cara mengatasi fraud ? adalah tugas bersama dari suatu organisasi pemerintahan dan sistem pengawasan internalnya. Pengenalan akan kecurangan dan dampaknya menjadi hal yang penting untuk diketahui seluaruh staf pegawai hingga manajemen puncak.
Kesadaran untuk melakukan tindakan anti fraud dapat diawali dengan memberikan pengertian yang lebih tentang kerugian dan dampak fraud. Setelah itu, seiring dengan kesadaran yang meningkat, maka diupayakan untuk menghilangkan penyebab fraud. Kemudian melakukan tindakan hukuman dan penghargaan untuk lebih mempercepat peningkatan kesadaran dan budaya kerja tanpa fraud.



Mengapa harus dilakukan pencegahan terhadap fraud ? Pencegahan fraud bisa dianalogikan dengan penyakit, yaitu lebih baik dicegah dari pada diobati. Jika menunggu terjadinya fraud baru ditangani itu artinya sudah ada kerugian yang terjadi dan telah dinikmati oleh pihak terntu, bandingkan bila kita berhasil mencegahnya, tentu kerugian belum semuanya beralih ke pelaku fraud tersebut. Dan bila fraud sudah terjadi maka biaya yang dikeluarkan jauh lebih besar untuk memulihkannya daripada melakukan pencegahan sejak dini.
 


Cara Mengatasi Fraud
Fraud harus dapat dikontrol dan dijaga, sehingga tidak semakin berkembang dan merugikan organisasi pemerintahan tersebut. Cara mengontrol dan menjaga agar tidak terjadi fraud adalah sebagai berikut :
  • Mengendalikan suasana kerja yang baik di lingkungan kerja, antara lain dengan menanamkan etika kerja dan peningkatan kesejahteraan pekerja/pegawai.
  • Menghilangkan kesempatan untuk melakukan fraud dengan cara sistem pengawasan internal yang ketat,
Mengendalikan suasana kerja yang baik adalah merupakan tanggung jawab pimpinan disertai kerja sama dengan anggota organisasi tersebut. Lingkungan pengendalian merupakan salah satu unsur yang harus diciptakan dan dipelihara agar timbul perilaku positif dan kondusif untuk penerapan sistem pengendalian intern dalam lingkungan kerja, melalui beberapa cara yaitu penegakan integritas dan etika, komitmen terhadap kompetensi, kepemimpinan yang kondusif, pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan, pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat, penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber daya manusia, perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah yang efektif dan hubungan kerja yang baik dengan instansi pemeritah terkait


http://nayzviston.wordpress.com/2013/04/25/cara-mengatasi-fraud-atau-kecurangan-dalam-laporan-keuangan/

Rabu, 23 April 2014

PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI MENURUT HARGA PEROLEHAN DAN PROSEDUR PENCATATAN HARGA POKOK



Pengertian Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi Dengan Metode Harga Perolehan/Metode Cost

Metode “Harga Perolehan” diikuti untuk mencatat investasi saham-saham perusahaan anak, maka hanya deviden atas saham-saham tersebut yang diakui sebagai pendapatan (revenue) oleh perusahaan induk. Dan laba atau rugi atas pemilikan modal hanya timbul apabila sebagian atau seluruh jumlah saham yang dimiliki itu dijual.

Ciri-ciri Metode Cost:
1. L/R yang diperoleh perusahaan anak tidak dilakukan penjurnalan
2. Eliminasi saldo Modal, Agio,  LYD perusahaan anak ditentukan dengan bertitik tolak pada posisi neraca
3. Hak Minoritas ditentukan dengan bertitik tolak pada posisi akhir setelah transaksi dikertas kerja konsolidasi

Perbedaan antara metode equity dengan metode harga perolehan dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Keterangan
Metode Equity
Metode Harga Perolehan
Rekening Investasi
Saham Perusahaan anak


Bagian laba yang
 diperoleh

Laporan Laba – Rugi
Berubah – ubah sesuai
 perubahan jumlah kekayaan bersih perusahaan anak

Dicatat dalam laporan
keuangan (neraca) yang
 dikonsolidasi
Tidak mencantumkan
 “pendapatan atau kerugian” atas investasi saham,
Jumlahnya selalu tetap kecuali ada penjualan atau pembelian tambahan atas saham yang dimiliki
Tidak hanya diakui pada laporan keuangan (neraca)

Bagian deviden dicatat debit pada rekening piutang deviden (kas), dengan
 rekening “penghasilan
 deviden” pada sisi kredit

Prosedur Pencatatan Metode Harga Pokok (Cost Method)

Metode harga pokok didasarkan pada teori bahwa akuntansi untuk suatu investasi pada perusahaan anak harus sama dengan akuntansi untuk investasi jangka panjang dalam surat berharga.

Hal-hal yang berhubungan dengan Cost Method :
-          Pendapatan yang diakui adalah dividen yang diterima dari perusahaan anak, sedangkan pada Equity Method pendapatan diakui adalah bagian laba dari perusahaan anak dan dividen yang diterima akan mengurangi investasi dalam perusahaan anak.
-          Penyusunan neraca konsolidasi baik berdasarkan Equity Method maupun Cost Method akan menghasilkan neraca konsolidasi yang sama.
-     Eliminasi Equity Method = Cost Method, kecuali :
a.Amortisasi Goodwill dicatat dengan mengeliminasi goodwill yang diamortisasi dengan rekening Retained Earning perusahaan induk.
b.Eliminasi untuk Retained Earning anak yang dihitung dari original Retained Earning anak. Selisih Retained Earning anak sekarang dengan Retained Earning original anak merupakan Retained Earning anak yang akan dielimansi ke dalam Retained Earning induk sebesar presentasi pemilikan saham

Berikut ini adalah tabel prosedur pencatatan investasi pada anak perusahaan berdasarkan Cost Method dan Equity Method :